Sabtu, 13 September 2014

Kematian Adolf Hitler

Kematian ADOLF HITLER
Versi yang paling populer menyebutkan bahwa Hitler tewas bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri dan minum racun sianida pada 30 April 1945, saat Jerman diduduki oleh Uni Soviet.
Meski sejumlah ahli sejarah ragu Hitler menembak dirinya, dan menduga hal itu hanyalah propaganda Nazi untuk menjadikan Hitler sebagai pahlawan.
Namun, lubang pada potongan tengkorak itu tampak menguatkan argumen tersebut ketika tengkorak itu dipamerkan di Moskow tahun 2000. Bagaimana dan kapan Hitler meninggal sekarang ini masih diselimuti misteri.
Dapat dijumpai penjelasan tentang penyebab dan kapan Hitler mati dari beberapa versi. Ada kematian versi Jerman, versi Rusia, dan versi para peneliti atau ilmuwan.
Versi Jerman, seperti yang diceritakan oleh Flegel, salah satu perawat Hitler dan petinggi Nazi lainnya saat di dalam bunker.
Versi Rusia, yang dinyatakan oleh seorang pejabat tinggi dinas rahasia Rusia, KGB, yang mengklaim, bahwa Adolf Hitler mengakhiri hidupnya tidak dengan menembak dirinya sendiri, tetapi dengan meminum racun sianida.
Seperti yang dinyatakan oleh Letnan Jenderal Vasily Khristoforov, staf arsip untuk dinas keamanan FSB Rusia, “Paramedia militer Uni Soviet kala itu telah memastikan bahwa Hitler dan Eva Braun tewas setelah minim racun sianida pada 30 April 1945.”
Versi para ilmuwan, terakhir adalah menurut pendapat umum dalam hal ini diwakili oleh para ilmuwan. Sudah lama sebenarnya para ilmuwan dan ahli sejarah menyatakan bahwa potongan tengkorak yang telah diambil dari luar bunker Hitler oleh tentara Rusia dan selama ini disimpan intelijen Soviet itu akan menjadi bukti yang meyakinkan bahwa menembak dirinya hingga tewas setelah minum pil sianida pada 30 April 1945.
Akhirnya dilakukan analisis DNA terhadap potongan tengkorak itu oleh peneliti Amerika, dan mereka menyatakan, “kami tahu tengkorak itu berhubungan dengan seorang perempuan berusia antara 20 dan 40 tahun,” kata ahli arkelogi Nick Bellantoni dari Universitas Connecticut, AS, dikutip dari Dailymail.
Tulang itu kelihatan sangat tipis, tulang tengkorak laki-laki cenderung lebih kuat. Dan persambungan di mana lempengan tengkorak itu menyatu tampak berhubungan dengan seseorang yang berusia kurang dari 40 tahun. Hitler pada April 1945 berusia 56 tahun.
Dengan adanya hasil tes DNA tersebut, berarti sejarah kematian Hitler menjadi sebuah misteri kembali, dan para ahli teori konspirasi harus memikirkan kembali kemungkinan-kemungkinan lain tentang kematian Hitler, seperti mungkin saja Hitler tidak mati dalam bunker.
Mengapa hitler malarikan diri ke indonesia?
Menurut seorang penulis buku 'Hitler Mati di Indonesia', Ir KGPH Soeryo Goeritno, banyak pertimbangan mengapa Hitler memilih Indonesia sebagai tempat pelariannya.
Soeryo menjelaskan, kebanyakan bekas tentara Nazi pindah dan kabur ke negara-negara di daerah Amerika Selatan seperti brasil dan argentina.
"Hitler sudah tahu masalah itu, oleh karenanya ia tak mau ke Amerika Selatan karena pasti ditemukan oleh tentara dan intelijen AS serta intelijen negara-negara musuhnya," sebut Soeryo.

Menurut Soeryo, Hitler memilih melarikan diri ke Indonesia lantaran memiliki hubungan baik dengan Soekarno. Ia tahu, jika Soekarno merupakan sosok yang tak menyukai imperialisme yang dipelopori Inggris dan Amerika Serikat.
Tak hanya alasan itu saja mengapa Hitler menimbang jika Indonesia merupakan tempat yang cocok untuk pelariannya. Soeryo mengatakan, Indonesia disebut sebagai 'Atlantis yang hilang' oleh Prof Arysio Santos (Pakar Fisika Nuklir dan Geolog Brazil).
"Legenda Atlantis lekat dengan agama Nazi, oleh sebab itu sejak lama Hitler mencarinya. Bahkan tentara Nazi mencari Atlantis hingga ke kutub selatan," jelasnya.


 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar